TUGAS 1.1.a.8 Koneksi Antar Materi – Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1
TUGAS
1.1.a.8 Koneksi Antar Materi – Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1
Oleh
Himmatul Jamilah, S.Pd., M.Pd – CGP Angkatan 9 Kota Tangerang Selatan
Banten
Perkenalkan
saya Himmatul Jamilah, peserta Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 9 Kota
Tangerang Selatan. Bersama fasilitator Bapak Wira Rombe dan Pengajar Praktik
Bapak Yurry Matufira ingin menyampaikan tentang Koneksi Antar Materi –
Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1
Ki Hajar Dewantara merupakan tokoh Pahlawan Pendidikan. Keturunan bangsawan dengan gelar Raden Mas, Aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, guru bangsa, kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda. Ia adalah pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda. Hidup di zaman Kolonial , dengan Pendidikan hanya diterapkan bagi bangsa-bangsa Eropa dan kaum tertentu yang bertujuan untuk berdagang. Kegiatan Soewardi yang menentang kolonial membuatnya diasingkan ke negeri Belanda bersama sabahatnya DD dan Tjipto Mangunkusomo.
Dalam
pengasingan di negeri Belanda, Soewardi tetap aktif berorganisasi dengan kaum
pelajar asal Indonesia. Kemudian ia merintis cita-cita untuk memajukan
Pendidikan bagi kaum pribumi. Akhirnya Soewardi mendirikan sebuah Perguruan
Nasional Taman Siswa. Beliau meninggalkan gelar kebangsawanannya dan mengganti
namanya dengan Ki Hajar Dewantara. Dengan maksud untuk dapat berkomunikasi
dengan rakyat pribumi dengan bebas.
2. Pemikiran
KHD
Konsep pemikiran KHD, bahwa mendidik dan mengajar merupakan proses memanusiakan manusia., sehingga harus memerdekan manusia, dan segala aspek kehidupan, baik secara fisik, mental, jasmani , dan rohani. Tiga hal utama filosofi Pendidikan menurut KHD, proses Pendidikan adalah melatih panca indera, kehalusan budi pekerti, dan kecerdasan.
Dasar Pendidikan anak adalah berkaitan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Setiap anak menjalani kehidupannya didasari oleh kodrat alam yaitu keadaan karena sifat dan bentuk lingkungan di mana mereka berada. Sedangkan kodrat zaman ialah era yang dijalani anak, sehingga edukasi di masanya menekankan pada kemampuan peserta didik (soft skill) yang memiliki aktivitas keterampilan sesuai zamannya. Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang Pendidikan sangat relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta bersinergi dengan profil pelajar Pancasila. Pelaksanaan pembelajaran dengan kurikulum merdeka memberikan kebebasan dalam pencapaian pengetahuan dan keterampilan untuk menemukenali potensi, bakat, dan minat yang seirama dengan abad 21.
Pendidik menjadi penuntun anak dalam membentuk karakter religious, budi pekerti, serta menemukenali potensi dirinya. Sedangkan pengajaran memberikan ilmu pengetahuan untuk hidup berkembang dan berfaedah sebagai individu dan masyarakat. Seorang guru ibarat petani yang sedang menanam padi. Sedangkan murid diibaratkan benih yang hendak tumbuh. Jika benih ditempatkan di tanah yang berkualitas dengan petani yang bertugas menyiram, menyiangi rumput-rumput yang merusak padi, maka padi dapat tumbuh menjadi padi yang berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya.
3. Filosofi
Ki Hajar Dewantara
Filosofi KHD, Ing Ngarso Sung
Tulodho, Ing Madya Mangun Karso, dan Tut Wuri Handayani menjadi semboyan
dalam dunia Pendidikan. Pendidik harus senantiasa memberikan contoh teladan
yang menebarkan kebaikan kepada murid dalam perilaku budi pekerti. Pendidik
juga memberikan semangat, motivasi di tengah murid untuk beraktivitas dalam
pembelajaran. Pendidik juga menjadi pendorong agar anak dapat berdaya guna
sebagai individu dan masyarakat
Pertanyaan di bawah ini merupakan pemantik yang ada di LMS sebagai panduan untuk memuat kesimpulan dan refleksi terhadap pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara:
Apa yang Anda percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum Anda mempelajari modul 1.1?
Sebelum
mempelajari modul 1.1 tentang Refleksi pemikiran Ki Hajar Dewantara, saya
beranggapan bahwa :
1. Seorang
siswa adalah ibarat sebuah kertas putih yang belum tahu apa-apa dan guru mempunyai kewajiban untuk mentransfer
ilmu pengetahuan.
2. Pembelajaran
berpusat pada guru. Artinya guru sebagai orang yang lebih dulu mengetahui ilmu
yang hendak diajarkan kepada murid. Tugas murid menerima ilmu yang diberikan
dan cenderung memaksa ibarat robot yang bertindak sesuai sistem yang
diterapkan.
3. Memberikan pengajaran di kelas bersifat ceramah dan tidak melihat karakter cara belajar murid. Mengabaikan kemauan murid sehingga pembelajaran senantiasa membosankan.
Apa
yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari modul ini?
Saya menyadari dan berubah pandangan tentang Pendidikan. Menurut KHD, Pendidikan adalah menuntun kodrat yang ada pada diri anak agar mereka dapat mencapai kehidupan bahagia dan keselamatan yang setinggi-tingginya serta berdaya guna sebagai individu dan masyarakat. Pembelajaran yang saya lakukan lebih menekankan pada mentransfer ilmu pengetahuan tanpa memperdulikan karakter dan cara belajar anak.
Saya menyadari bahwa seharusnya anak diberikan kebebasan dalam belajar, namun pendidik tetap sebagai pamong dalam memberikan tuntunan dan arahan agar anak menemukenali arah yang hendak dituju. Anak ibarat kertas yang mempunyai tulisan samar-samar dan guru memberikan tuntunan untuk menjelaskannya.
Berdasarkan pemikiran KHD, kodrat anak adalah bermain. Maka Pendidikan diberikan kepada murid dengan mengenali karakter belajar yang ada pada murid. Sumber belajar tidak hanya dari guru, tapi didapat juga dari lingkungan sekitar atau pun dari media sosial seperti internet. Pendidik senantiasa memberikan motivasi belajar siswa dengan pembelajaran yang menarik dan menemukenali bakat, minat , serta kreativitas siswa. Pendidik tidak lagi menjadi teacher center, namun guru lebih menghamba kepada anak untuk menuntun mencapai tujuan yang bermartarbat
Apa yang dapat segera
Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda mencerminkan pemikiran KHD?
1. Sebelum
belajar menerapkan komitmen kelas yang dibuat secara bersama dengan murid. Dari
kesepakatan yang dibentuk, murid
mengetahui perilaku dan peraturan yang hendak dan harus dijalankan.
2. Menerapkan
pembelajaran berbasis kontekstual sosial budaya
seperti 5S, berdoa sebelum dan sesudah belajar, pembiasaan membaca surah
pendek
3. Pembelajaran
yang menuntun kodrat alam anak dengan menjadi pamong dalam membentuk karakter
murid
4. Pembelajaran dengan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bertujuan murid dapat menemukenali secara langsung melalui media digital seperti LCD. (pembelajaran sesuai dengan kodrat zaman)
Setiap anak hendak tumbuh sesuai kodrat alam dan kodrat zamannya. Maka dari itu, Pendidikan harus menuntun mereka agar bahagia dan selamat setinggi-tingginya. Pendidikan juga harus menghamba pada anak. Artinya memberikan kebebasan dalam belajar namun tetap menuntun dalam pembentukan karakter taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti, berjiwa sosial sesuai dengan profil pelajar Pancasila.
Wassalamu’alaikum
waramatullahi wabarakatuh
Salam
guru penggerak
Tergerak,
Bergerak, dan Menggerakkan
Komentar
Posting Komentar