2.2.a.8. Koneksi Antar Materi – Pembelajaran Sosial dan Emosional Modul 2.2

 

2.2.a.8. Koneksi Antar Materi – Pembelajaran Sosial dan Emosional Modul 2.2

Oleh : Himmatul Jamilah, S.Pd., M.Pd

CGP Angkatan 9 Kota Tangerang Selatan, Banten 

‘Mendidik pikiran tanpa mendidik hati, adalah bukan pendidikan sama sekali”

(Aristoteles, Filsuf)



Tujuan pembelajaran

CGP melakukan refleksi pengetahuan sebelum, selama, dan sesudah mempelajari modul ini

Pertanyaan Pemantik  antara lain :

Pertanyaan pemantik Koneksi Antar Materi Pembelajaran Sosial dan Emosional:

1.      Apa kesimpulan tentang perubahan pengetahuan, keterampilan, sikap sebagai pemimpin pembelajaran setelah mempelajari pembelajaran sosial dan emosional?

Jawaban :

Pembelajaran sosial dan emosional dapat meningkatkan lingkungan belajar yang positif, peningkatan sikap positif terhadap dirinya, dan toleransi murid terhadap dirinya, orang lain dan lingkungan sekolah. PSE dapat memberikan pondasi yang kuat dalam ilmu akademik, pencapaian yang tinggi di luar akademik, serta dapat memberikan kesuksesan di masyarakat termasuk , well-being dalam psikologis. Setelah mengetahui dan memahami PSE, ada perubahan pengetahuan yang mesti saya implementasikan dalam pembelajaran di kelas. Perubahan ini, berdampak untuk menerapkan dan menjadi pemimpin pembelajaran yang berpihak pada murid. Setiap hari berpikir , agar mampu menyentuh hati murid, serta lingkup emosionalnya, selain pengetahuannya.

2.      Apa kaitan pembelajaran sosial dan emosional yang telah anda pelajari dengan modul-modul sebelumnya?

Jawaban

1.      Kaitan modul 2.2 dengan modul 1.1

Filosofi Ki Hajar Dewantara telah menekankan pembelajaran yang berpihak pada murid. Murid terlahir dengan kodrat alammya. Mereka berada di lingkungannya, mempunyai keunikan, gaya belajar, serta pemahaman pengetahuan yang berbeda pula. Saya memahami bahwa murid bukanlah objek, namun sebuah hati yang perlu dituntun agar mencapai keselamatan yang setinggi-tingginya. Mengenal emosional murid dalam pembelajaran menjadikan lingkungan nyaman dan murid menjadi senang dalam prose belajar.

2.      Kaitan modul 2.2 dengan modul 1.2

Salah satu nilai dan peran guru penggerak adalah keberpihakan pada murid dan menjadi pemimpin pembelajaran. Apapun kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan materi, tujuan, serta proses yang dilalui, maka murid menjadi focus utamanya. Seorang guru sudah sepatutnya mengenal karakter, sikap, serta emosional murid. Pemahaman pembelajaran Sosial dan Emosional akan lebih meningkatkan nilai dan peran guru penggerak

3.      Kaitan modul 2.2 dengan modul 1.3

Penerapan visi guru penggerak  dalam komunitas sekolah, memerlukan kolaborasi dalam perwujudannnya. Dengan PSE , visi guru penggerak yang telah dirancangkan dengan pendekatan Bagja dapat terlaksana.

4.      Kaitan modul 2.2 dengan modul 1.4

Pengenalan dan pengimbasan Budaya Positif di sekolah, merupakan rangkaian dalam perwujudan PSE. Setelah memahami sosial dan emosional warga sekolah khususnya murid, maka Budaya Positif sebagai implementasi program-program sekolah diharapkan dapat membentuk karakter murid serta menjadi pondasi utama sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila

5.      Kaitan modul 2.2 dengan modul 2.1

Setelah menginjak di modul 2.1 tentang pembelajaran berdiferensiasi, maka factor utama dalam pembelajaran adalah keberpihakan pada murid. Murid berasal dari lingkungannya saat itu , terlahir unik dan berbeda, mempunyai gaya belajar  yang unik pula. Proses berdiferensiasi merupakan usaha untuk menyesuaikan kebutuhan murid secara individu dengan berkolaborasi dan memahami perbedaan gaya belajarnya untuk mencapai tujuan yang sama. Agar terlaksana pembelajaran berdiferensiasi, PSE perlu diterapkan dalam keberlangsungan prosesnya.

Sebelum mempelajari modul ini, saya berpikir bahwa penuntasan materi, kemampuan akademik, serta kemampuan keterampilan, harus diterapkan sehari-hari. Perbedaan gaya belajar, atau pun sisi sosial emosional murid, kadang terlupakan.

Setelah mempelajari modul ini, ternyata pembelajaran yang dilakukan di sekolah merupakan kolaborasi warga sekolah untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif dalam aspek sosial dan emosionalnya. Pembelajaran berdiferensiasi dapat digabungkan dengan pembelajaran sosial dan emosional, agar murid lebih nyaman dalam lingkungan belajarnya.

Berkaitan dengan kebutuhan belajar dan lingkungan yang aman dan nyaman untuk memfasilitasi seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik maupun kesejahteraan psikologis (well-being),  3 hal mendasar dan penting yang saya pelajari adalah: 1) Penerapan pembelajaran sosial emosional dapat menumbuhkan sikap sosial, kesadaran sosial, manajemen diri, serta kemampuan mengambil keputusan, 2) PSE dapat menciptakan lingkungan belajar yang nyaman bagi murid, penerapan mindfullnes , 3)  murid dapat berkolaborasi dalam proses keterampian sehingga menumbuhkan kemampuan mengambil keputusan yang bertanggung jawab baik di kelas maupun di masyarakat.

Berkaitan dengan perubahan yang akan saya terapkan di  kelas dan sekolah:

a.       bagi murid-murid:

-      PSE dapat menumbuhkan sikap positif murid dalam pembelajaran dan berkembang dalam realita kehidupan di masyarakat

-       Dalam pembelajaran di kelas, saya akan berusaha menerapkan PSE yang diintegrasikan dengan pembelajaran berdiferensiasi

b.      bagi rekan sejawat:

-          role model atau teladan untuk menerapkan pembelajaran PSE yang berpihak pada murid

-    berkolaborasi dengan rekan sejawat guna menumbuhkan budaya PSE dalam menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan.

Kesimpulannya bahwa pembelajaran sosial dan emosional yang terintegrasi dengan pembelajaran berdiferensiasi akan bermuara pada murid dengan tetap melihat kemampuan akademik dan keterampilan yang mereka miliki.

 

Salam literasi

Salam guru penggerak

Tergerak, Bergerak, dan Menggerakkan


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Koneksi Antar Materi – Coaching dan Supervisi Akademik Modul 2.3

“Membaca, lalu Menulislah. “

“HARUSKAH ADA TARHIB RAMADHAN?”